Dampak Dan Akibat merokok Untuk Ibu Menyusui dan Bayi

Posted By ahmad rivai (UcingCorp) on Kamis, 01 Maret 2018 | Maret 01, 2018

Sahabat IniCerdas mungkin tak lagi bertanya-tanya, apa boleh / bolehkah seorang ibu yang merokok (perokok aktif) untuk menyusui. Karena memang pengetahuan mengenai ancaman dampak bahaya rokok dan bahkan larangan merokok di tempat umum di indonesia (terutama di kota besar) sudah tersebar luas, bahkan pada orang awam sekalipun. Wajarlah jika sahabat menarik kesimpulan mudah bahwa karena racun dalam asap rokok ancam bayi dan Air Susu Ibu (ASI), sudah tentu ibu perokok aktif sebaiknya tidak menyusui.



Seorang bayi harus dijauhkan dari asap rokok yang berbahaya. Namun ternyata dalam hubungan antara rokok dan ibu menyusui cukup unik. Rokok memang mengganggu bagi kesehatan ibu pada saat kehamilan dan menyusui dan juga bayi, tapi itu tidak serta merta membuat wanita menyusui ASI yg merokok untuk menghentikan menyusui dengan ASI. Pendapat bahwa seorang ibu perokok sebaiknya memang tidak menyusui adalah tidak benar.
Seorang ibu yang bahkan tidak bisa berhenti merokok seharusnya tetap menyusui bayinya dengan ASI. Penelitian telah membuktikan bahwa ASI memberikan banyak manfaat untuk bayi terutama untuk kekebalan tubuh, sehingga membantu memberikan perlindungan untuk bayi dalam memerangi penyakit. Termasuk menurunkan resiko efek sampingan yang secara negatif ditimbulkan oleh asap rokok, seperti penyakit paru-paru pada bayi. Memang akan jauh lebih baik apabila ibu tidak merokok, namun jika ibu tidak bisa berhenti merokok, maka lebih baik ibu merokok dan menyusui daripada ibu merokok tapi memberikan susu formula kepada bayi.

Meskipun begitu, lebih baik jika ibu mengurangi atau berhenti merokok ketika menyusui bayi. Karena semakin banyak rokok yang ibu hisap, semakin besar pula risiko kesehatan baik untuk ibu maupun bayi. Jika tidak sanggup berhenti merokok, upaya paling kecil adalah dengan mengurangi jumlah rokok untuk menurunkan risiko yang akan diterima bayi.

Pengaruh / Dampak Asap Rokok terhadap Ibu Menyusui ASI dan Bayi

Banyak zat dapat tersalur dari aliran darah ke ASI, termasuk racun yang berbahaya. Semua yang ibu makan, minum, dan telan (termasuk hirup asap rokok) dapat mempengaruhi ASI. Menjaga bayi dari efek alkohol, kafein, nikotin, dan ganja saat menyusui seperti sama pentingnya dengan menjaga ketika sedang hamil.

Jumlah nikotin dalam ASI Ibu menyusui yang merokok lebih besar dari jumlah dalam aliran darahnya. Asap rokok merupakan campuran kompleks yang mengandung sekitar 4.000 senyawa kimia, termasuk lebih dari 60 karsinogen.Berapa banyak dari senyawa ini ditemukan dalam susu ibu, dan pada tingkat apa, belum diketahui secara pasti.

Bayi dan anak-anak, terutama bayi baru lahir (neonatus) yang tinggal dengan keluarga perokok – baik menyusu ASI atau tidak - tetap rentan terhadap kolik dan penyakit infeksi pernapasan. Merokok (baik selama kehamilan atau sekitar bayi setelah lahir) meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Penelitian menunjukkan bahwa bayi kurang tidur ketika ibu mereka merokok sebelum menyusui. Selain itu, merokok berat secara signifikan dapat mengurangi produksi ASI. Ini dikarenakan penurunan hormon prolaktin yang memacu produksi ASI dan meningkatnya kemungkinan menurunnya LDR (Let Down Reflects, yaitu kemampuan payudara untuk mengeluarkan ASI ketika dihisap bayi). Ini menimbulkan “penumpukan ASI” pada payudara ibu, karena pasokan ASI sulit keluar dan menimbulkan rasa nyeri pada payudara ibu dan memicu penurunan hormon prolaktin.

Dampak Asap Rokok terhadap Bayi

  1. Efek samping asap rokok terhadap Bayi dan anak-anak adalah meningkatnya risiko terkena pneumonia, asma, infeksi telinga, bronkitis, infeksi sinus, radang paru-paru, iritasi mata, sesak napas, dan penyakit pernafasan lainnya.
  2. Kolik pada bayi lebih sering ditemukan pada bayi dengan ibu atau suami yang merokok.
  3. Ibu perokok yang menyusui dapat menimbulkan rasa mual, muntah, kram perut dan diare pada bayi.
  4. Bayi dari ibu atau bapak yang merokok tujuh kali memiliki kesempatan lebih besar meninggal akibat SIDS.
  5. Bayi dan anak-anak dari orang tua perokok aktif lebih sering sakit
  6. Bayi dan anak-anak yang terpapar asap rokok cenderung memiliki tingkat HDL (Kolesterol baik) lebih rendah. Padahal Kolesterol berguna untuk melindungi diri dari penyakit arteri koroner.
  7. Bayi dan anak-anak dari orang tua perokok sangat berpotensi menjadi perokok setelah besar.
  8. Bayi dan anak-anak yang kedua orangtuanya merokok memiliki risiko 2 kali lipat terkena kanker paru-paru.

Tips bagi Ibu menyusui yang merokok

  1. Berhenti merokok secara keseluruhan sebisa mungkin demi diri ibu sendiri dan juga masa depan bayi. Baik suami maupun keluarga harus berperan aktif menjaga kesehatan ibu dan bayi dengan membantu ibu untuk berhenti merokok.
  2. Jika tidak bisa berhenti, batasi diri untuk merokok sedikit mungkin, dan pertimbangkan untuk beralih ke rokok dengan kadar nikotin yang lebih rendah, dan usahakan untuk tidak merokok selama beberapa jam sebelum menyusui.
  3. Merokok segera setelah menyusui memberi waktu beberapa jam untuk menurunkan jumlah nikotin dalam susu. Selain itu, cuci tangan dan wajah (mandi jika perlu) serta ganti baju setelah merokok.
  4. Jangan pernah merokok sambil menyusui, bahkan juga merokok di sekitar bayi atau di dalam rumah atau mobil (atau area dalam ruangan yang sama dengan bayi). Jangan perbolehkan juga orang lain merokok di dekat bayi.

Perlu diingat bahwa bahkan jika ibu menyusui tapi merokok, ASI Anda masih terbaik untuk bayi ibu.

Demikian artikel mengenai Ibu Merokok dan Menyusui ASI. ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sejak kelahiran sangat penting, dan sebagai kesimpulan tetap berikan asupan ASI eksklusif walaupun ibu tidak menghentikan kebiasaan merokok. Jika mempunyai keluhan apapun tentang menyusui dengan ASI, sahabat dapat membaca banyak informasi pada situs web IniCerdas.Com ini maupun sumber lain, dan pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan. Baca juga artikel Hamil Sehat Bayi Sehat Cerdas dan Cara Cepat Berhenti Merokok
Blog, Updated at: Maret 01, 2018

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Popular Posts