Hara[ Di Kenali 10 Tanda Bahaya Persalinan Bagi Ibu Yang Akan Melahirkan

Posted By ahmad rivai (UcingCorp) on Senin, 26 Februari 2018 | Februari 26, 2018

Kebanyakan perempuan bisa melahirkan dengan selamat dan sebagian besar berlangsung dengan lancar. Namun begitu, terkadang ada sesuatu yang tidak normal terjadi ketika persalinan berlangsung ataupun menjelang persalinan. Pada kondisi ini ibu hamil harus segera mendapatkan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan untuk menyelamatkan ibu dan bayi dalam kandungan.




Ibu hamil harus rutin melakukan pemeriksaan kehamilan untuk meminimalisir gangguan yang berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan janin. Namun perhatian bukan hanya pada kehamilan, perhatian ekstra juga perlu diberikan pada ibu hamil hingga proses persalinan selesai. Sebab, masalah seringkali muncul justru saat proses persalinan berjalan.

Anda mungkin merencanakan persalinan di klinik bersalin atau puskesmas yang dekat dengan kediaman, yang bertujuan agar lebih mudah menjangkaunya, biaya relatif lebih murah, lebih nyaman, dan alasan lainnya. Namun begitu, terkadang persalinan berjalan diluar harapan dan klinik atau puskesmas tidak memiliki peralatan maupun kemampuan yang memadai untuk membantu persalinan ibu hamil sehingga harus di rujuk ke rumah sakit dimana perlengkapan persalinan lebih memadai.

Jangan sekalipun meremehkan masalah tersebut saat persalinan karena dapat membahayakan ibu dan bayi. Namun begitu, jika ibu hamil tidak bisa dengan segera sampai ke rumah sakit, lebih baik ibu hamil pergi ke bidan terdekat untuk mendapatkan pertolongan awal yang dibutuhkan ibu, dan baru kemudian pergi ke rumah sakit terdekat.

Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahaya dan ibu harus segera mendapatkan pertolongan medis yang HamilBayi.Com rangkum dari Buku KIA, Hesperian, dan Kompas

1. Pendarahan Lewat Jalan Lahir Sebelum Melahirkan

Perdarahan yang terjadi saat hamil disebabkan oleh beberapa hal, antara lain keguguran (abortus), kehamilan di luar kandungan (Kehamilan Ektopik Terganggu), ataupun “hamil anggur”. Untuk mengetahui kondisi apa yang sebenarnya sedang dialami ibu hamil, segera bawa ibu hamil ke fasilitas kesehatan untuk segera ditangani oleh bidan atau dokter.

2. Tali Pusar atau Tangan Bayi Keluar dari Jalan Lahir

Pada persalinan normal, posisi bayi adalah terbalik dengan kepala berada di bawah. Jika posisi bayi tidak normal, yaitu berbaring menyamping, saat persalinan bisa saja tali pusar atau tangan bayi yang keluar dari jalan lahir. Ketika ini terjadi, jangan sekali-sekali mencoba untuk mengubah posisi bayi karena bisa mengakibatkan robeknya rahim, terpisahnya plasenta dari dinding rahim, dan implikasi lainnya. Jika terlihat darah segar berwarna merah terang, itu bisa berarti plasenta telah terpisah dari dinding rahim atau juga pembukaan rahim, dan kondisi ini sangat berbahaya.

Demi kebaikan ibu dan calon bayi, segera bawa ibu hamil ke rumah sakit. Karena persalinan dengan posisi bayi miring tidak akan bisa lahir tanpa operasi.

3. Ibu Mengalami Kejang

Jika ibu mulai memiliki kejang dan Anda tahu dia tidak memiliki epilepsi, kejang bisa merupakan akibat dari pre-eklampsia. Ibu hamil dengan epilepsi juga bisa mendapatkan toksemia (keracunan kehamilan). Sementara gejala pre-eklampsia lebih lanjut adalah sebagai berikut:
  • sakit kepala yang kuat
  • penglihatan kabur atau ganda
  • tiba-tiba, sakit parah stabil di atas
  • perut, tepat di bawah titik tinggi antara tulang rusuk
  • refleks terlalu aktif
  • tekanan darah tinggi
  • protein dalam urin

Jika ibu memiliki salah satu dari tanda-tanda bahaya tersebut, segera bawa ke rumah sakit. Sementara jika ibu terlanjur mengalami kejang sementara ia tidak memiliki penyakit epilepsi, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan membaringkannya di lantai dan letakkan kain atau bantal di bawah kepala untuk melindunginya. Sebisa mungkin miringkan ke kiri agar bayi tidak mengalami kekurangan oksigen. Lakukan semuanya dengan cepat namun tetap tenang dan segera pergi ke rumah sakit terdekat.

4. Ibu Tidak Kuat Mengejan

Mengejan adalah cara alami ibu dalam membantu otot rahim mendorong bayi menuju jalan lahir. Jika ibu tidak kuat mengejan, maka bayi akan terlalu lama berada di jalan lahir (dasar panggul). Ini akan membahayakan keadaan calon bayi, yang mengakibatkan kondisi bayi setelah lahir lemah, mengalami gangguan pernafasan, tidak bisa menangis, dan bayi tampak pucat. Untuk itu, sudah merupakan prosedur standar bahwa bidan akan merujuk Ibu hamil ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis dari dokter dengan melakukan operasi ataupun tindakan lainnya.

Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan ibu untuk mengejan, sebagian diantaranya adalah usia yang sudah lebih dari 35 tahun, kondisi kesehatan ibu yang tidak baik (kurang gizi), jarak kehamilan yang terlalu dekat, rasa ketakutan, panik atau trauma mental terhadap proses persalinan, ibu mengalami kelelahan selama kehamilan, ibu mengejan terlalu dini, sesak atau asma dan pengaruh lainnya.

Jika ibu memiliki penyakit asma, biasanya jika tidak ada indikasi tertentu, Ibu masih bisa melahirkan dengan normal. Namun itu harus dilakukan dengan cepat dan biasanya dibantu dengan alat vakum dan sebagainya. Sementara pada kasus lain, dokter atau bidan mungkin juga akan menyarankan dilakukan operasi caesar untuk menghindari persalinan yang terhenti karena ibu tidak mampu mengejan.

Sementara pada ibu hamil yang tidak memiliki asma, terkadang ibu tidak lagi kuat mengejan karena sudah mengejan terlalu lama padahal jalan lahir belum terbuka. Mengejan sebaiknya dimulai ketika pembukaan jalan lahir sudah cukup luas untuk dilalui bayi (pembukaan jalan lahir untuk kelahiran adalah 10 cm). Jadi, jika belum ada bimbingan untuk mengejan sebaiknya ibu tidak mengejan dahulu. para bidan dan dokter telah miliki standar dalam pembimbingan proses melahirkan / persalinan normal. Bidan akan membimbing ibu bagaimana cara mengejan yang benar, posisi yang nyaman saat bersalin, dan menghadirkan seseorang yang bisa memberi dukungan.

Untuk menghindari hal ini, sebaiknya ibu hamil mempelajari lebih banyak mengenai proses persalinan dan mengikuti kelas prenatal / kelas ibu hamil dan juga mengikuti senam hamil dan kelas prenatal.

5. Air Ketuban Keruh dan Berbau

Pada persalinan normal, air ketuban yang berwarna merah muda akan pecah menjelang persalinan. Jika air ketuban berwarna coklat atau hijau dan berbau tidak sedap bisa berarti bahwa janin telah terinfeksi dengan virus atau bakteri dan itu sangat berbahaya. Ini yang biasa disebut dengan “minum ketuban” atau “keracunan ketuban”. Jika masih pada tahap awal persalinan, atau jika ibu belum mulai mengejan untuk mendorong bayi keluar, jalan terbaik adalah segera ke bidan untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Pada situasi ini, yang paling baik untuk keselamatan calon bayi adalah persalinan dibantu oleh dokter di rumah sakit. Namun jika ibu hamil berada jauh dari rumah sakit dan bayi akan segera lahir, minta ibu mendorong sekeras yang dia bisa dan segera keluarkan bayi dengan cepat. Segera setelah kepala bayi keluar, dan sebelum mengambil napas yang pertama kalinya, minta ibu untuk berhenti mendorong. Lap mulut dan hidung bayi dengan jari yang dibungkus kain bersih, atau menggunakan alat penghisap untuk menghisap lendir. Setelah hidung dan mulut telah dibersihkan, ibu dapat melanjutkan mengejan untuk mendorong seluruh tubuh bayi keluar. Selepas itu, segera bawa bayi dan ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

6. Ibu Gelisah atau Mengalami Kesakitan yang Hebat

Keadaan emosional ibu yang gelisah dan kesakitan hebat bisa mengganggu proses persalinan, dan itu harus diwaspadai karena berbahaya. Karena ibu adalah subjek utama yang mempengaruhi berlangsungnya persalinan normal dan yang lain, termasuk tenaga medis hanya membantu ibu dalam melakukan persalinan. Jika ibu merasa gelisah dan mengalami kesakitan, ibu harus mencoba untuk rileks dan tidak gelisah berlebihan. Sehingga pada persalinan ibu dan janin hanya memerlukan sedikit medikasi dan bahkan sedikit intervensi dalam proses bersalin. Jika ibu tetap gelisah dan mengalami kesakitan, sebaiknya bidan merujuknya ke rumah sakit untuk lebih mendapat bantuan persalinan yang dibutuhkan.

7. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas

Proses persalinan yang terlalu lama mungkin memerlukan bantuan obat-obatan dan bahkan operasi untuk membantu proses kelahiran bayi. Untuk itu, segera ke rumah sakit jika proses persalinan berlangsung lebih lama dari 24 jam, atau jika ibu sudah mengejan selama lebih dari 2 jam.

8. Air Ketuban Keluar dari Jalan Lahir sebelum Terasa Mulas

Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban telah keluar namun ibu hamil tak kunjung mulai kontraksi atau mengalami tanda-tanda persalinan dalam waktu 24 jam, segera bawa ibu ke rumah sakit. Karena pecahnya ketuban meningkatkan resiko infeksi serius yang berbahaya baik pada ibu hamil maupun pada janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan bidan terdekat untuk di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan maupun obat-obatan yang diperlukan.


9. Setelah Bayi Lahir, Ari-Ari Tidak Keluar

Ari-ari tidak keluar setelah bayi lahir adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah persalinan. Dalam istilah medis, situasi ini disebut dengan retensio plasenta”. Sementara itu, (sebagaimana persalinan normal) plasenta harus dikeluarkan segera setelah bayi lahir karena dapat menimbulkan bahaya bagi ibu hamil. Diantaranya adalah perdarahan, infeksi, terjadinya plasenta inkarserata, terjadinya polip plasenta, dan terjadinya degenerasi ganas korio karsinoma. Sementara kemungkinan lain yang akan muncul jika plasenta dikeluarkan secara manual adalah menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding uterus, bahaya infeksi, dan dapat terjadi inversio uteri.

10. Keluar Banyak Darah Ketika Bayi Lahir

Jika banyak keluar darah selama persalinan, tentu saja ibu memerlukan donor darah untuk menggantikan darah yang keluar. Biasanya bidan kemudian akan merujuk ke rumah sakit terdekat untuk memenuhi kebutuhan tersebut

Perdarahan tidak hanya berbahaya ketika ibu sedang hamil, namun juga pasca persalinan. Pendarahan setelah persalinan adalah kondisi dimana ibu mengalami pendarahan dalam 24 jam setelah ia melahirkan bayinya, dan atau jika volume darah yang keluar lebih dari 500 mililiter. Dokter dan bidan pada umumnya akan sulit memperkirakan jumlah darah yang telah hilang sebab biasanya bercampur dengan air ketuban, ataupun telah diserap oleh pakaian dan alas kain tidur ibu. Gejala pendarahan ini bisa diketahui dari keluhan ibu yang merasa limbung, pucat, mengalami keringat dingin berlebihan, menggigil, dan lain-lain. Pendarahan pasca persalinan ini harus mendapatkan perhatian serius, sebab pendarahan pasca melahirkan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu.

Tulisan ini adalah bagian dari artikel berjudul Tahapan Proses Persalinan dan Kelahiran. Untuk memahami tahap persalinan dan kelahiran secara lengkap bacalah dari artikel tersebut. Selain itu, baca juga kelanjutan tulisan ini:

Sampai disini artikel yang berjudul Kenali 10 Tanda Bahaya Persalinan Ini yang membahas mengenai tanda bahaya pada persalinan. Semoga bisa membantu anda yang sedang mempersiapkan diri menjelang persalinan.
Blog, Updated at: Februari 26, 2018

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Popular Posts