Semua jenis kontrasepsi dapat digunakan oleh siapa saja bergantung pada kebutuhannya. Biasanya bidan, dokter, atau petugas Keluarga Berencana (KB) di klinik bersalin ataupun rumah sakit akan memberikan penjelasan menyeluruh mengenai pengunaan jenis KB yang akan digunakan. Juga terdapat beragam makalah artikel pengertian tujuan manfaat program KB dalam format pdf maupun ppt yang dapat ditemukan melalui pencarian google. Namun begitu ada baiknya juga ibu beserta suami mempelajarinya dengan membaca artikel berjudul Cara Memilih KB terbaik ini.
Keluarga berencana (disingkat KB) ialah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Sebagaimana saran Prof Dr dr Biran Affandi, SpOG (K) yang dimuat oleh Detik.com, kehamilan yang terbaik adalah pada rentang usia 20 sampai dengan 35 tahun. Baik sebelum 20 tahun atau sesudah 30 tahun, kehamilan digolongkan sebagai kehamilan beresiko, dan karenanya perlu dihindari. Untuk itulah bagi pasangan muda yang menikah pada usia dibawah 20 tahun disarankan untuk menunda kehamilan terlebih dahulu agar siap secara fisik dan psikologi untuk menjadi orang tua. Sedangkan pada rentang usia 20-35 tahun, alat kontrasepsi berguna agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat (sebelum 2 tahun) karena meningkatkan resiko komplikasi kehamilan. Dan pada usia di atas 35 tahun juga dianjurkan sebaiknya tidak hamil lagi, karena secara biologis tubuhnya sudah tidak mendukung kehamilan dan resiko komplikasi pun tinggi.
Jenis kontrasepsi yang cocok dan bisa digunakan baik oleh ibu yang berusia dibawah 20 tahun maupun pada usia kehamilan ideal (20 s/d 30 tahun) adalah dengan cara konvensional / tradisional / alami (dengan menghitung masa subur atau sistem kalender), Pil KB, IUD (Uterine Device yaitu spiral), Suntik KB, dan Implan. Sementara kontrasepsi yang terbaik untuk ibu yang berusia di bawah 20 tahun adalah pil KB karena ketika dihentikan akan lebih mudah untuk bisa hamil. Sementara kontrasepsi yang terbaik setelah kehamilan adalah IUD (spiral), karena tidak akan menekan produksi ASI (air susu ibu) bagi ibu yang menyusui. Dan kontrasepsi terbaik untuk ibu berusia di atas 35 tahun adalah steril.
Dari seluruh alat dan obat kontrasepsi yang dapat digunakan pada pasca persalinan, yang paling efektif berpotensi untuk mencegah missed opportunity ber-KB adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) Pascaplasenta, yakni: pemasangan AKDR dalam 10 menit setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan uterus pada operasi caesar) – (Factsheet Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)
Keluarga Berencana Pasca Persalinan / Melahirkan
KB Pasca persalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (pemasangan IUD atau Steril/tubektomi) sampai dengan 6 minggu / 42 hari sesudah melahirkan. Kenapa harus segera KB? karena kesuburan akan kembali minimal 21 hari setelah melahirkan. Prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu produksi ASI.
Alasan / Tujuan KB
Mungkin masih ada diantara ibu yang bertanya-tanya, mengapa perlu ikut ber KB? Berikut ini manfaat / alasan / tujuan ibu harus menggunakan KB:
- Untuk mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu rapat (minimal 2 tahun setelah melahirkan)
- Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
- Untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita.
- Agar Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk dirinya sendiri, anak dan keluarga
Metode Kontrasepsi Berdasarkan Jangka Perlindungannya
Berikut ini beberapa metode kontrasepsi yang bisa ibu gunakan pasca kelahiran. Klik pada link tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode tersebut.
Metode kontrasepsi jangka panjang:
- Metode Operasi Wanita (MOW), metode Operasi Pria (MOP) atau biasa disebut juga dengan Steril / Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi)
- Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau biasa disebut juga dengan spiral, jangka waktu penggunaan bisa sampai 10 tahun.
- Implan (alat kontrasepsi bawah kulit) atau biasa disebut juga dengan susuk KB, jangka waktu penggunaan 3 tahun.
Metode kontrasepsi jangka pendek:
- Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan suntikan 3 bulan. Untuk ibu menyusui, tidak disarankan menggunakan suntikan 1 bulan, karena akan mengganggu produksi ASI.
- Pil KB.
- Kondom
Metode Kontrasepsi berdasarkan jenisnya
Untuk membantu Ibu dan suami mengenal lebih jauh mengenai metode KB yang tersedia sekarang ini, berikut ini link artikel terkait dengan penjelasan mengenai metode KB beserta dengan kekurangan dan kelebihan metode tersebut:
1. KB Non Hormonal
KB Non Hormonal adalah jenis KB yang tidak mengandung hormon sehingga tidak merubah struktur hormon tubuh. Sehingga tidak menimbulkan efek samping misalnya seperti bikin gemuk, jerawatan, atau haid tidak teratur. Jenis KB ini terdiri atas beberapa metode, yaitu: Metode Amenore Laktasi (MAL), Kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan steril / Kontrasepsi Mantap (Tubektomi untuk wanita / perempuan dan Vasektomi untuk laki-laki /suami/ laki2). Link berikut mungkin membantu
2. KB Hormonal

KB hormonal yang digunakan untuk ibu pasca melahirkan adalah yang hanya menggunakan progestin, karena tidak akan mengganggu air susu ibu (ASI).
- Kelebihan dan kekurangan pil KB
- Kelebihan dan kekurangan injeksi / suntik KB
- Kelebihan dan kekurangan Kontasepsi implan / susuk KB
Sampai disini artikel Cara Memilih KB Terbaik. Semoga bisa membantu ibu atau bapak yang sedang mencari tahu KB apa yang paling cocok dan terbaik untuk diterapkan oleh Ibu atau bapak demi keluarga yang bahagia dan penuh kasih sayang.
Referensi :
Pamflet workshop peningkatan Pelayanan KB RS, narasumber: Prof. DR.dr. Biran Affandi, Sp.OG (K). BKKBN
Buku Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan (BKKBN dan Kemenkes RI, 2012)
0 komentar:
Posting Komentar